Rabu, 04 Maret 2020



Krisis adalah keniscayaan

Oleh Keneisha

Semangat awal-awal berinvestasi saham, selalu didahului oleh pasar yang bullish, cerita-cerita sukses di pasar saham membawa kita tertarik membuka rekening saham pada saat pasar sedang berpesta.

Mayoritas Investor pemula hanya tertarik masuk pada saat pasar yang sebenarnya sedang dalam puncak eforia, investor ingin melihat bukti dahulu, baru berani menaruh uang mereka, gerakan 'mari menabung saham' juga digencarkan pada tahun 2017 saat pasar  berada pada masa bullish, sehingga disambut meriah oleh para calon investor .

Banyak calon investor selalu berfikir berinvestasi saham layaknya menabung di Bank tergiur dengan data historis keberhasilan tingkat return yang tinggi berkisar 25% per tahun.

Sangat jarang, atau memang hampir tidak ada investor pemula yang membuka rekening pada saat pasar terkapar akibat krisis, padahal melihat kesuksesan para guru investasi, kekayaan mereka diperoleh ketika pasar sedang menangis dan tak berdaya, sebagai contoh kongkrit Warrent Buffet memulai investasinya pada akhir keputusasaan crash pasar saham Great Depresion.

Akibatnya bisa diduga, dengan rumus matematika sederhana saja investor yang pertama kali membeli saat pasar berada di puncak akhirnya akan nyangkut, putus asa, dan akhirnya berhenti.

Anehnya seakan tak pernah belajar investor tersebut setelah lepas nyangkut,  kembali memperbesar investasinya 2x lipat pada saat pasar kembali berada pada siklus puncak.

Salah satu perbedaan mendasar antara investor 'beneran'  dengan investor nyangkut hanya satu, investor 'beneran' menambah lebih besar saat harga turun akibat krisis, investor nyangkut tidak.

Mengapa kita tidak berfikir sederhana ketika mulai berinvestasi, mulailah mengurai benang merah yang ada, membeli saat harga di bawah dan menjualnya ketika pasar berada dalam puncak eforia.

Sangat sedikit yang menyadari betapa pentingnya lebih pentingnya belajar pada saat krisis, mengelola emosi, dan menata manajemen keuangan saat pasar sedang terdiskon akibat krisis.

Karena sejatinya investor yang berhasil adalah investor yang telah mengalami 2 fase psikologi....  yaitu dapat mengatasi rasa kepahitan yang dalam akibat krisis dan juga pernah mengalami keuntungan besar pada puncak eforia pasar.

Related Posts:

  • SMART VALUE INVESTING Smart value investing Oleh Keneisha Value investing dalam berinvestasi saham adalah ibarat mencari jarum dari tumpukan jerami, pertanyaan yang muncul apakah menemukan saham dalam kategori value investing apa bisa dipad… Read More
  • TRADING 4 LIVING Trading 4 Living oleh Keneisha Anda terobsesi dengan statement diatas? bila diterjemahkan dengan bahasa sederhana, anda tidak perlu melakukan pekerjaan lain di sektor rill, penghasilan anda adalah melulu 100% dari hasi… Read More
  • Konsep Trimurti II  Konsep Trimurti dalam agama Hindu,1. Dewa Brahma, sebagai dewa pencipta2. Dewa Wisnu, sebagai dewa pemelihara.3. Dewa Shiwa, sebagai dewa perusakDan para dewa akan bergantian datang ke bumi.Setelah membaca konsep trim… Read More
  • Finding the next BCA Saham BCA pada tahun 2011 masih berada di kisaran 5000 per lembar sahamnya, pada Januari 2019 ini berada pada rentang 26.000 per lembar sahamnya, atau nyaris naik 5X lipat selama kurun waktu 7 tahun, atau secara kasat mata … Read More
  • SIMPLE VALUE INVESTOR Di sebuah kesempatan ketika penulis mengadakan perjalanan ke Korea Selatan bersama grup Nikko Sekuritas, pada akhir tahun 2018 lalu, ketika harga saham turun sangat tajam, ditandai dengan turunnya IHSG hampir 5% sehari, dan… Read More

0 komentar:

Posting Komentar

statistik web

Flag Counter
Diberdayakan oleh Blogger.

Buku Penulis

ALLIGATOR TRAINING EVENT

ALLIGATOR TRAINING EVENT

PUBLIC CHANNEL

FACEBOOK GROUP

WA PREMIUM