Siasat BANDAR
Oleh Keneisha
20 jan 2021
Memancing Harimau turun Gunung, adalah hal yang lumrah dalam strategi bandar memenangkan pertarungan, membuat saham-saham unggulan yang menyeringai bak harimau untuk turun, bagaimana caranya ? salah satu cara untuk memancing harimau turun gunung adalah menciptakan konfrontasi dan satu caranya adalah "Menciptakan sesuatu dari ketiadak adaan".
Propaganda sering merupakan upaya untuk membuat sesuatu dari ketiadak adaan.
Hal yang tidak benar dapat diubah menjadi realitas, ketika suspensi IRRA diberlakukan, kabar burung mulai betebaran, dari kegagalan vaksin sinovac sampai yang paling panas adalah manipulasi laporan keuangan IRRA, walau akhirnya IRRA mengklarifikasi.
kabar palsu yang diulang seribu kali dalam bentuk berita dan news disebar di web" berita dan forum-forum saham, pada akhirnya boleh jadi diterima pasar sebagai suatu kebenaran, akhirnya apa yang terjadi ? Kondisi ini menciptakan kekacauan margin call, force selling, saham-saham farmasi yang gagah perkasa bak harimau akhirnya runtuh dan menular ke saham lain seperti ANTM TINS BBKP dan BRIS
Siasat bandar berikutnya..... "berpura-pura menempuh suatu lorong padahal menyelinap ke lorong yang lain"
Siasat ini memainkan manuver yang terang-terangan, dapat diprediksi oleh pasar, dan terbuka untuk memuluskan manuver diam-diam, tiba-tiba dan juga tersembunyi.
Salah satu trick manuver ini adalah menciptakan bid tebal, atau offer tebal yang dari skala logika tidak mungkin untuk ditembus, puluhan ribu lot di offer atau bahkan 1 juta lot sehingga ritel ketakutan dan panik.
"Menonton kobaran api yang melintasi sungai".
Menonton kobaran api yang melintasi sungai berarti membiarkan musuh-musuh menghancurkan diri sendiri.
Cara lain yang digunakan untuk menerapkan siasat ini adalah para Bandar duduk di puncak gunung meminum kopi sambil menonton ritel dan bandar" ritel kecil saling berkelahi, ritel itu tentu saja investor kakap sampai kelas teri yang kena margin call pemilik saham-saham unggulan ANTM KAEF BRIS BBKP, yang kena force sell, sehingga mereka berebut untuk keluar.
"Menyembunyikan pisau belati dengan senyuman".
Siasat ini berarti memenangkan kepercayaan lawan dan baru bertindak setelah kewaspadaannya menurun,
Salah satu cara mengunakan manuver ini adalah, menciptakan berita dan prospek bagus suatu saham, harga saham dinaikkan tinggi-tinggi bahkan menyewa ustad dan para influencer untuk memilih sahamnya, lewat analisa Fundamental, teknikal, bahkan yang paling konyol nasionalisme, menciptakan trust, ustad koq.. , anak presiden ini..., pasti dapet informasi dari ayahnya, bintang filem ini.. pasti banyak duit dan pengikutnya, harga saham memang naik sampai puncak like IRRA KIOS, para nubie yang menyangka harga saham akan terus naik, sehingga menambah posisi saat harga saham terbang ke pucuk menara, tak disangka otoritas bursa menghentikan dengan suspensi, setelah sebelumnya beteriak teriak UMA, tapi ibarat masuk kuping kiri keluar kuping kanan UMA tak didengar, setelah suspensi, harga saham longsor ARB bertubi'tubi, strategi trust ini jg diciptakan oleh Bakrie ketika saham BUMI mencapai harga 8000 dan akhirnya secepat kilat tersungkur ke harga 300 rupiah per lembar sahamnya pada tahun 2008, dan tak mampu bangkit kembali.
"Mengorbankan pohon plum demi pohon persik ".
Bandar kadang-kadang harus melakukan sebagian pengorbanan demi kemenangan yang menyeluruh.
Ini dapat berarti kalah dalam suatu pertempuran demi memenangkan peperangan atau memberikan suatu konsesi guna mencapai tujuan utama.
Pepatah Cina “melepaskan sebuah bidak guna mendapatkan sebuah kereta perang musuh” juga mengungkapkan siasat ini.
Bandar boleh jadi ikut serta dengan ritel melakulan penjualan masif, sehingga harga saham ARB bertubi-tubi demi mencapai tujuan utamanya memperoleh saham murah berkualitas, yang bisa "dimainkan" atau diakumulasi kembali.
Yang terakhir "Memanfaatkan peluang mencuri kambing jantan".
“ketika musuh maju, kita mundur; musuh berhenti kita, ganggu; musuh lelah, kita serang; musuh mundur, kita kejar”. (Mao mantan pemimpin China berkata), artinya apa, Bandar memanfaatkan kelelahan investor ritel yang tidak memiliki dana mumpuni untuk melakukan distribusi secara terus menerus dengan jangka waktu yang cukup lama sampai akhirnya mereka menyerah, memanfaatkan peluang kelemahan pasar saat pasar letih, atau bahkan mengangkat harga tinggi-tinggi di detik-detik preclosing.
Bersambung......
0 komentar:
Posting Komentar