Senin, 22 Februari 2021

 


Tape Reading


Dalam applikasi-nya di dunia trading teknik visualisasi ini kita kenal dengan TAPE READING (rekam jejak trading). Dalam tape reading ini sebenarnya kita membedah aktifitas otak BD.

Ibaratnya ini adalah EEG (Electro Enchepalography) brain imaging bagi dokter syaraf untuk mengetahui aktifitas otak pasien.

Di dalam kegiatan tape reading inilah kita kemudian membuat "photocopy" kegiatan otak BD ke dalam otak kita. Kita menciptakan route neuron2Â yang persis sama sebagaimana yang ada di otak BD.

Bisakan Tape reading ini dipelajari?

Saya yakin bisa. Membedah chart ke dalam satuan terkecil dan menginternalisasikannya ke dalam otak kita merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan.

Aplikasi di bidang lain misalnya bagi para pesenam tingkat olimpiade akan menggunakan teknik visualisasi ini untuk menginternalisasi dan membuat
"otomatisasi" gerakan2 rumit di udara sebelum tubuh mereka benar2 melaksanakannya.

Saya teringat seorang Ratu Kecantikan se-jagad ketika menjawab pertanyaan dalam sebuah wawancara tentang bagaimana dia bisa begitu percaya diri dan alami sepanjang kontes. Dia menjawab dengan kalem, "Saya telah melakukan semua ini RIBUAN KALI dalam otak saya."

Nah.... Pengin jadi trader sehebat para master? Pelajari jejak trading mereka dengan memelototi chart yang mereka gambar buat kita....

Senin, 15 Februari 2021

 


Semua petinju profesional memliki pelatih, bahkan petinju sehebat Mike tyson pun memiliki pelatih. Padahal jika mereka berdua duel jelas Mike tyson lah yang akan menang.

Lantas kenapa Mike tyson masih butuh kepada pelatih tersebut sementara jelas ia lebih hebat dari sang pelatih?.

Kita harus ngerti bahwasanya Mike tyson butuh kepada pelatihnya bukan karena sang pelatih lebih hebat, namun karena Tyson butuh kepada seseorang untuk melihat hal-hal yang TIDAK DAPAT dia LIHAT SENDIRI.

Hal yang tidak dapat dilihat dengan mata sendiri itulah yang dikenal dengan BLIND SPOT : TITIK BUTA. Kita hanya bisa melihat blind spot tersebut dengan bantuan penglihatan orang lain.

Karenanya dalam kehidupan kita butuh orang lain untuk menasehati kita..., mengingatkan.., bahkan menegur kita jika kita melakukan kesalahan yang tidak kita sadari.

KERENDAHAN HATI untuk menerima kritikan, nasehat & teguran itulah yang justru menyelamatkan kita.

Kamis, 11 Februari 2021


 

SIKLUS HIDUP TRADERS


1. Attraction & Romance


Dalam bahasa Indonesia attraction adalah daya tarik dan romance dapat diartikan impian. Awal mula kita menjadi trader pada umumnya karena kita mendengar cerita dari teman atau orang lain yang sukses dalam trading, menghasilkan sekian banyak uang dengan cepat dan tanpa kerja keras. Ini didukung oleh iklan-iklan diperbagai media bagaimana mendapat uang  dari  trading dengan cepat dan mudah. Ini semua membuat kita penasaran dan  penasaran ini akhirnya menjadi harapan.


Pada tahap ini perjalanan sebagai seorang trader dimulai. Trader biasanya memiliki sedikit pengetahuan tentang pasar namun tertarik karena adanya peluang mendapatkan penghasilan yang banyak. Ada kegembiraan dalam memulai trading dan trader pemula ini terkadang merasa bahwa trading adalah karir atau panggilan hidupnya.


Beberapa pemula pada tahap ini akan membuka account dan melakukan buy dan sell berdasarkan berbagai ide untuk melihat bagaimana cara pasar bekerja. Beberapa trader pemula lainnya akan trading di demo account terlebih dahulu. Terkadang ini adalah tahap perjudian, namun tahapan ini perlu sebagai langkah untuk riset selanjutnya.


Trader pemula ini akan merasa bahwa trading tidak semudah yang dibayangkan dan yang mereka lakukan adalah mencari strategi atau sistem trading yang sempurna yang dapat membuat mereka cepat kaya. Trader pemula ini penuh harapan dan tidak dapat menunggu terlalu lama untuk mulai trading agar dapat menghasilkan uang.


Secara emosional, dalam tahapan ini trader penuh dengan kegirangan. Trader berusaha untuk mencapai impiannya. Impian untuk cepat kaya dari trading membuat trader tersebut terus termotivasi. Kegirangan dan motivasi ini bagus, namun seharusnya berdasarkan harapan yang realistis.


Menjadi seorang trader seperti gambaran iklan produk diet yang menjanjikan turun 5 kg dalam 2 minggu. Trader akhirnya mendapati bahwa informasi yang dia dapat selama ini salah. Tidak ada holy grail atau sistem yang sempurna serta trading bukanlah cara cepat untuk menjadi kaya.


Jaman sekarang adalah jaman instan. Kita secara tidak langsung dipengaruhi oleh pemikiran saat kita menginginkan sesuatu maka itu harus ada sekarang. Trading sama saja, tidak berbeda. Pada tahapan ini trader hanya fokus pada hasil, yaitu ingin mendapatkan uang dan menjadi kaya. Trader kurang memperhatikan proses, padahal proses inilah yang akan sangat mempengaruhi hasil trading. Jika ini tidak dikoreksi, maka akan dapat menyebabkan kerugian finansial dan emosional yang cukup besar.

2. Power Struggle


Tahap ini adalah tahap dimana trader telah memiliki pengalaman trading, baik sukses ataupun kegagalan. Kebanyakan trader tersebut berada dalam kondisi breakeven atau malah rugi. Trader tidak mendapatkan penghasilan sebanyak yang diimpikan saat memulai trading.


Pada tahap ini trader ini dipengaruhi oleh keserakahan, ketakutan, dan harapan. Secara emosional ada dua reaksi yang akan dilakukan trader, yaitu “melawan” dan “lari”.


Reaksi melawan terjadi ketika trader merasa terluka karena loss yang dia alami dan akhirnya ego yang mengambil alih. Keinginan untuk benar menjadi semakin menguat  sehingga  akhirnya  trader trading dengan penuh emosi dan sering overtrading. Trader seperti ini  kelihatannya hanya berusaha sekeras mungkin untuk menghasilkan uang. Namun sebenarnya di dalam hatinya dia melakukan trading karena karena kebutuhan emosinalnya, yaitu kebutuhan untuk   benar,  kebutuhan  untuk membuktikan kemampuannya.


Reaksi lari terjadi ketika trader mulai gelisah dan bimbang dalam trading sehingga membuat panik dan akhirnya tidak melakukan apa-apa. Trader seperti ini kelihatannya hanya sedang tidak tahu apa yang harus dilakukan saat ini. Namun   sebenarnya   trader  tersebut  mengalami perasaan gagal, tidak mampu, tidak bisa. Dia mengalami trauma dari perasaan-perasaan yang dialaminya saat trading sebelumnya.


Dalam tahap power struggle ini emosi benar-benar dipermainkan seperti roller coaster. Ini dikarenakan trader terkadang mengalami hari-hari yang bagus namun terkadang mendapati hari-hari yang buruk dalam trading. Saat trader memperoleh hari yang baik dan mendapatkan profit, kepercayaan diri meningkat dan dia merasa bisa. Ini terkadang membuat dia berani merisikokan modalnya lebih tinggi lagi. Namun saat mengalami hari yang buruk dalam trading, semua kepercayaan diri dan kemampuan terasa hilang.


Perasaan ini terjadi berulang-ulang dan menciptakan ketidakseimbangan emosi. Trader tidak sedang berjuang melawan pasar namun berjuang melawan dirinya sendiri. Trader tidak mampu untuk mengontrol emosinya.


Jika trader tidak mampu mengatasi emosi ini maka dia akan sampai pada kondisi climax dimana dia memutuskan berhenti trading karena modalnya habis atau karena tidak tahan lagi dengan perasaan-perasaan yang dialami tersebut. Sayangnya, ini yang terjadi pada kebanyakan trader.


Di sisi lain, ada sebagian trader yang akhirnya menyadari bahwa jika mereka tetap melakukan hal yang sama dalam trading mereka, hasil yang didapatkan akan selalu sama. Mereka harus  membuat perubahan dalam trading mereka. 

3. Change


Jika trader sampai pada tahap ini, maka trader tersebut memiliki kebutuhan untuk berubah. Sebelum perubahan terjadi, trader perlu menyadari dan menerima bahwa dia harus mengesampingkan ego dan hasil yang instan.


Jika trader sudah siap untuk berubah, maka kerja keras baru dimulai. Perubahan itu tidak mudah namun mungkin dilakukan. Agar perubahan dapat terjadi,  maka kebiasaan lama harus diganti dengan kebiasaan baru. Ini membutuhkan disiplin dan ketekunan.


Perubahan yang utama di sini adalah bagaimana mengontrol emosi.  Trader  tidak akan langsung mengambil posisi dan gembira ketika mendapatkan signal trading. Akan tetapi dia tetap tenang dan menjauhkan emosi dari pengambilan keputusan serta mengikuti trading plan yang dia buat.


Oleh karenanya penting sekali sebelum memulai trading kita melihat bagaimana kondisi fisik dan mental kita. Jika tidak fit, baik secara fisik maupun mental, maka tidak perlu trading untuk saat itu. Trading berbeda-beda dengan pekerjaan-pekerjaan lain dimana meskipun kondisi tidak fit kita tetap dapat mengerjakan pekerjaan tersebut. Trading membutuhkan energi dan konsentrasi penuh.


Setelah memperhatikan kondisi emosi, trader juga harus memperhitungkan faktor R yaitu risk tolerance. Trading tidak bisa 100% berhasil. Ada saat dimana kita loss. Oleh karenanya perlu kita perhatikan berapa besarnya loss yang bisa kita terima dan hadapi sehingga tidak akan mempengaruhi emosi kita.


Ketika risiko sudah ditentukan, trader telah siap untuk trading. Saat trading ini kita harus sabar menunggu signal dari strategi trading kita. Saat signal tersebut muncul, maka kita bertindak dengan percaya diri dan sesuai dengan trading plan yang telah dibuat. Setelah mengambil posisi, maka yang dilakukan adalah memonitor pasar dan posisi trading tersebut sampai muncul signal untuk exit atau mengambil profit. Setelah itu trader juga melakukan analisa atas transaksi trading yang telah dia buat.


Agar perubahan ini benar-benar terjadi, trader harus melakukan langkah-langkah ini berulang-ulang hingga akhirnya menjadi kebiasaan. Kebiasaan-kebiasaan ini akan membuat kita mampu mengontrol emosi. Selain dengan melakukan ini semua, trader akan terfokus pada proses dan bukan hanya hasil saja.

4. Commitment


Perjalanan sebagai trader tidak lengkap tanpa adanya komitmen. Komitmen adalah tindakan yang mengikat diri kita sendiri untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.


Saat trader memiliki komitmen untuk trading, maka dia akan bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan. Trader tidak akan menyalahkan kondisi pasar, ekonomi, politik, atau lainnya atas kesalahan yang dia lakukan sendiri. Dia berkomitmen untuk menjadi trader yang lebih baik. Dia juga akan terbuka pada hal-hal baru dan bersedia untuk terus belajar.

 



Selasa, 09 Februari 2021

 

 

Belanja sore

Bagi para institusi dan trader senior, sore hari mendekati pasar tutup adalah saat saat yang paling ditunggu, pada sore hari hampir mayoritas saham merefleksikan pergerakan di esok hari.

Screening saham juga menggunakan data sore hari, ketika kita membeli sore hari, kita 1 step di depan trader yg menggunakan screening stock data, sehingga seringkali muncul, pergerakan esok hari pada waktu pembukaan pasar, harga sudah melambung naik atau gap up.

Faktor psikologi yang membuat orang membeli di pagi hari, ingin segera untung dengan berharap bisa menjualnya lebih tinggi pada saat pasar mendekati penutupan, adalah tidak tepat, bila kita mengadaptasi strategi kontrarian, di saat sore harilah, ketila mood pasar menurun adalah saat yang paling tepat untuk membeli.

Apakah anda sering terjebak membeli saham di pagi hari ???

Saham yang akan di ambil untung hari ini mestinya yg sudah kita persiapkan kemarin, dan saham yang kita ambil untungnya esok hari, adalah saham yang sudah mulai dibeli hari ini.

Teori sederhana dan mudah tapi sulit diaplikasikan karena emosi kita selalu terbakar oleh nafsu dan keserakahan.

statistik web

Flag Counter
Diberdayakan oleh Blogger.

Buku Penulis

ALLIGATOR TRAINING EVENT

ALLIGATOR TRAINING EVENT

PUBLIC CHANNEL

FACEBOOK GROUP

WA PREMIUM