Resiko bahaya saham turun gunung
Ditulis Oleh Keneisha.
Secara statistik, kita ketahui bahwa pendaki gunung yang terbunuh, bukan karena dalam proses mendaki gunung, pembunuh utamanya adalah Hypotermia, suatu kondisi dimana suhu tubuh menurun melewati ambang batas minimal yang diperbolehkan, ketika kelaparan, baju basah sehingga suhu tubuh terhisap udara dingin di sekeliling, saat gigilan otot waktu kedinginan berhenti, lalu diganti kantuk yang luar biasa, dan saat tertidur maka sang malaikat maut menjemput...
Seperti halnya saham pembunuh utama adalah saham-saham yang turun gunung, bukan yang naik seperti CPIN BDMN dan PTBA, investor yang masuk habis-habisan saham yang turun gunung bakal diguyur terus oleh bandar besar, sehingga basah kuyup, sehingga muncul hypotermia psikologi yang luar biasa, akhirnya suntuk dan menyerah, sehingga saham nyangkut dan mati selamanya, seperti dulu banyak yang terjadi di saham grup bakrie.
Umumnya semua itu diawali dengan tersesat karena kita tak mengetahui peta daerah (area transaksi trading) dan stop loss, tak tau ilmu melawan tren pasar, atau tak disiplin, skenario knolologis yang umum adalah kita keluar jalur, sehingga terbelok dan masuk ke lembah yang tak tau dimana dasarnya, baik itu tidak sengaja atau memang kita kehilangan kesiagaan diri, atau karena mendengar iming iming saham yang turun akan naik dengan cepat, seperti mimpi menemukan mata air sungai, di tengah dahaga pendaki yang tersesat, padahal sungai yang ditemukan pada lembah yang curam selalu tergerus sisi sisinya, menyisakan tebing curam penurunan harga, yang selalu menjadi jebakan, bisa dituruni tapi tidak dinaiki kembali, saham turun terus, gampang turun sulit naik, sungai di lembah yang curam juga cenderung lembab, licin dan berlumut, akibatnya kita lebih mudah terbasah-basah terkena guyuran, ketika berita buruk yang biasanya datang terlambat, setelah proses guyuran tersebut, bahaya kematian hypotermia psikologi sudah di depan mata.
Saat ini kita semua sepakat untuk menemukan titik reversal dulu, sebelum masuk pasar saham yang sedang turun gunung.
Jangan pernah sekali kali mencoba masuk, tanpa menemukan titik reversal yang jelas terlebih dulu, jika tidak ingin terkena musibah fatal, semua ini akan berdampak pada kemampuan investor itu sendiri, perencanaan yang matang, persiapan, dan pelaksanaannya di lapangan bursa, seperti contoh berikut;
1. Tunggu sinyal reversal, jika harga saham terus turun, hal yang aman yang perlu dilakukan adalah tetap di punggungan gunung, nonton, wait n see, sambil melakukan tes buy lot kecil terlebih dulu.
2. Hemat amunisi
Air adalah salah satu perbekalan penting, setidaknya isi ransel pendaki gunung 1/3nya adalah air, seperti halnya amunisi trading, amunisi harus diatur betul betul, dan ketika menemukan saham yang bisa dijual, tambahlah untuk menambah amunisi cash, seperti halnya pendaki gunung ketika menemukan genangan air, segeralah penuhi jerigen anda.
3. Selama proses berjalan
Jangan sekali kali membeli saham yang turun gunung bila tidak perlu, tunggulah sampai perhitungan support tersentuh atau titik reversal baru kita lakukan pembelian.
Saham yang turun gunung akan lebih banyak yang memakan korban ritel dari pada saham yang naik gunung.
Jadi siapkan ilmunya ketika menarik cuan di saham yang turun gunung, menjadi tidak lucu ketika memulai trading melihat saham yang turun terus adalah berkah, karena dikira murah, akhirnya berahir dalam kantung mayat, karena pemikiran investasi yang salah kaprah.