Sabtu, 19 Oktober 2019
- Oktober 19, 2019
- Alligator Trader
- Artikel
- No comments
Kerumunan
Oleh Keneisha
Perilaku kerumunan atau herding merupakan perilaku investor yang tidak rasional, karena investor mendasarkan keputusan investasinya bukan dengan melihat landasan fundamental, namun dengan melihat tindakan investor lain ataupun mengikuti rekomendasi pasar saat itu.
Perilaku kerumunan ada di sekitar kita, contohnya mengapa orang lebih tertarik makan di rumah makan yang penuh pengunjung, dan rela mengantri berjam-jam hanya untuk seporsi makanan yang sama di rumah makan yang lain?
Berada di kerumunan membuat kita nyaman, berada dalam kerumunan membuat perasaan bersalah berkurang, karena melihat yang investor lainpun melakukan kesalahan yang sama seperti diri kita sendiri.
Kerumunan sering dimanfaatkan para market maker untuk mendulang cuan dari kesalahan para investor ritel yang ikut ikutan membeli saham dalam kerumunan.
Berpedoman pada slogan "Trend is your friend" investor ritel berbondong bondong masuk ke dalan kerumunan, seperti sekawanan banteng yang lari bersama sama, mengikuti kawanan yang sudah lari di depan terlebih dahulu, tak perduli bila ada jurang di depan mereka.
Dalam dunia persilatan saham, gaya kerumunan berlaku pada cerita-cerita positif di mass media investor yang sukses, contohnya Lo Keng Hong misalnya, penulis masih ingat para investor ritel semua berbondong bondong mengintip dan melakukan aksi beli apa yang dibeli oleh sang master, seperti terjadi pada saham MBSS.
Kerumunan tidak berarti benar, karena akan menimbulkan efek bubble yang suatu saat akan meletus seperti halnya yang terjadi pada saham INKP yang merosot tajam dari harga tertingginya.
Mayoritas investor hari ini, juga nanti akan melakukan aksi beli dan jual yang dianggap paling benar yang disiarkan dalam kerumunan, dibuktikan oleh suksesnya hasil trading idola mereka, the idol menghipnotis kawanan investor ritel untuk melakukan hal yang sama, padahal bukan tidak mungkin sang idol melakukan penjualan secara diam-diam, ketika kerumunan investor ritel mulai berbondong-bondong untuk membeli.
Percaya atau tidak metode yang digunakan oleh majority nantinya akan digunakan market maker untuk menguras semua isi kantong investor ritel.
Menggunakan suatu cara yang berbeda akan membawa hasil yang lebih baik daripada kita mesti berada dalam kerumunan.
Hal yang perlu ditanamkan pada benak investor adalah opini 1 juta orang dalam kerumunan tidak semata-mata membuat sesuatu menjadi suatu yang mesti terjadi. Maka dari itu investor harus benar-benar berhitung dan selektif dalam memilih instrumen investasinya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar